Cerita Hati Muthia

Hanya wanita biasa yang ingin merasakan sedikit lega dengan berbagi cerita dari hati........

 
Apa kabar Thy?
yang semangat Thy... semua akan indah pada waktunya
Love & Hate
Love: kumpul ma orang-orang tercinta, my life, orang tuaku tercinta,keluargaku tersayang, Hate: dikhianati & menunggu
Yang jauh dinanti yang datang ditepis
Rabu, 27 Juni 2007

Akhlaq bagus, berpendidikan tinggi, wawasan luas, berwajah tampan pula. Belum lagi didukung dengan kemapanan ekonomi yang bisa terlihat dari kendaraan dan rumah pribadinya. Meski demikian, kerendahan hatinya yang begitu menonjol menjadikannya begitu bersahaja. Tidak sombong dan justru sangat dermawan, dekat dengan segala golongan tidak memandang status dan membeda-bedakan orang berdasarkan kelas-kelas ekonomi. Terakhir yang tidak kalah pentingnya, mampu menunjukkan bakat kepemimpinan yang mumpuni. Bermimpikah bila ada gadis muslimah yang mendambakan seorang pendamping dengan kriteria diatas? Atau bolehkah memimpikannya?

Tentu saja, setiap orang -laki-laki maupun wanita- berhak menentukan kriteria orang yang akan dijadikan calon pendampingnya kelak. Karena, seperti yang dicita-citakan hampir semua wanita, cukup satu kali menikah untuk seumur hidup meski terkadang ada sebagian yang harus menerima kenyataan menikah untuk kesekian kalinya karena alasan-alasan tertentu. Terlebih bagi mereka yang memang diberikan kemurahan-Nya memiliki kualitas lebih dari yang lain, entah karena paras cantiknya, jenjang pendidikan, tingkat kemapanan ekonomi, lingkungan dan pergaulan, atau karena kelebihan-kelebihan lainnya, mereka yang dengan berbagai kelebihan yang dimiliki itu tentu saja lebih merasa berhak untuk mematok kriteria tinggi untuk seorang calon pendamping. Setidaknya, pikir mereka, "peluangnya lebih besar" meski harus disadari bahwa segala sesuatu yang bakal berlaku dalam hidup ini, tentu saja Allah penentu akhirnya.
Cantik, masih muda (dibawah 23 tahun atau masih berstatus mahasiswi), bukan hal aneh jika dikala ini masih cenderung membanding-bandingkan satu dengan yang lainnya untuk kemudian menentukan yang lebih baik. Bahkan bukan tidak mungkin masih menantikan hadirnya calon lain disamping yang sedang dibandingkannya. "Siapa tahu, yang datang kemudian lebih oke" pikirnya. Diusia seperti, ini idealisme seorang masih sangat tinggi sehingga, tidaklah heran jika ada orang yang membuat 'joke', salah satu kesibukan mereka adalah "sibuk nolak" terlebih terhadap laki-laki yang memang dianggap bukan kelasnya. Padahal yang ditolak itu sebenarnya juga "nggak rendah-rendah amat kualitasnya", mungkin hanya kurang menarik, atau karena belum mempunyai pekerjaan mapan. Ada juga, alasan-alasan yang tidak masuk akal semisal perbedaan suku. Namun sudah pasti, ini tidak berlaku umum, karena buktinya, banyak juga mereka yang menikah diusia ini dengan menafikan hal-hal seperti wajah atau kemapanan ekonomi.
Sedikit diatas mereka (usia sekitar 25 tahun), baik mereka yang melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi atau sebagian yang lain yang sudah mendapatkan pekerjaan, mungkin saja kondisi tersebut mempertinggi 'daya tawar' mereka, namun justru pada usia ini pola pikir mereka tentang masa depan sudah mulai terbentuk dan punya arah yang lebih jelas. Pandangannya tentang calon pendamping tidak mutlak pada sisi fisiologis (tampan, berduit). Kalaupun ada pandangan ke arah tersebut, kadarnya pun tidak terlalu tinggi, setidaknya mereka juga lebih objektif mengukur dengan kualitas diri untuk disesuaikan dengan kriteria calon yang diharapkan.

Lain halnya dengan mereka yang sudah mendekati 'kepala tiga'. Meski tidak bisa dipukul rata, namun tidak sedikit yang 'banting harga' di usia ini. Mereka yang ketika masih menjadi mahasiswi atau usia tidak lebih dari seperempat abad seringkali menampik kesempatan, menepis yang datang karena tingginya 'idealisme' dan patokan kriteria yang ditancapkan, mulai menurunkan kriteria calon, "Asal baik, sholatnya bener okelah". Bahkan diusia kepala tiga, ada saja yang lebih gila-gilaan soal jodoh yang bisa terlihat dari ungkapan-ungkapan seperti, "asal ada yang mau", "nunggu yang sholeh bener nggak datang-datang, yang ada ini juga bolehlah," atau yang lebih ekstrim, "syukur ada yang mau".

Patutlah menaruh hormat kepada para muslimah yang diusia kepala tiga atau lebih, tetap konsisten dengan mematok standar yang cukup realitis, Akhlak bagus (shaleh), jujur, amanah dan bertanggungjawab, berpenghasilan, serta memiliki jiwa pemimpin. Mereka tetap yakin bahwa Allah, dengan kerahasiaan-Nya sudah mengatur segala hal yang berkenaan dengan dirinya. Dengan tetap berkeyakinan seperti itu, kepercayaan dirinya mampu mengalahkan keresahan dan kegalauan yang terkadang muncul, "Hanya soal waktu, disinilah diuji kesabaran", "Mungkin Allah mentakdirkan untuk lebih lama hidup sendiri" hiburnya. Ada pula wanita-wanita yang karena alasan tertentu sengaja menunda pernikahan. Mereka tidak pernah menyesal terlambat menikah, atau menyesal telah menepis sekian banyak pemuda baik-baik yang datang kepadanya. Mereka, tetap tegar menatap hidup merengkuh masa depan yang menanti.

Namun bagi yang 'masih muda dan belum terlambat', tiada salahnya juga untuk tidak segera menepis datangnya calon pendamping hanya karena kriterianya sedikit dibawah standar, karena siapa tahu -Maha Suci Allah dengan segala kerahasiaan-Nya- dialah yang sengaja dikirimkan Allah untuk anda. Karena juga belum tentu, pujaan hati dengan label tinggi yang selama ini dinanti segera datang, bahkan bisa jadi masih jauh. Who knows? Wallahu a'lam bishshowaab (Bayu Gautama)

sumber : eramuslim.com

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/27/2007   1 comments
Hmm...Menikah atau Kuliah Ya?

Menikah di kala kuliah enak gak ya? Setelah capek, berkutat dengan buku-buku, 'killer'-nya dosen, tugas-tugas yang gak bosan menanti, tampang kita yang kucel banget, tapi saat di rumah bisa segar lagi lho. Kebayang, ada istri yang menanti, anak yang ribut cerita-cerita, lalu makan bareng, wah...uenak tenan!!!

Tapi ada juga yang sebaliknya, nah lho! Udah capek di kampus, pulang-pulang ke rumah, rumah laksana kapal pecah, anak-anak pada berantem, nangis, wah...kaya' ginian sepet nih. Belum lagi saat tibanya masa ujian semester, wuaah, hiks...hiks...jadi ingin nangis. Perasaan, kok nikah malah jadi sengsara ya.

Jadi idealnya gimana dong? Nyelesaikan kuliah dulu, baru menikah, atau sambil kuliah juga menikah. Ada lho yang berhasil, dalam artian 'berani menikah' dan prestasi tetap dapat diraih. Tapi ya...itu, ada pula yang sebaliknya. Gedubrak! Jadi bingung deh! Masalahnya cinta tak kenal waktu lho, ia hadir begitu saja, gak peduli dengan status kita sebagai mahasiswa.
Ada pula contoh kasus lain, aktifis dakwah kampus, karena 'dipanas-panasin' ama sesama aktifis, berani menikah, prestasi kuliah pun bagus, namun futur di jalan dakwah. Lainnya, belum berani menikah dengan alasan menikah akan mengganggu kuliah dan aktifitas dakwah. Hmm...bingung ya. Duh...cinta...cinta, kok gak tau sih kalau saya masih kuliah! Nikoniko (smiles)
Ikhwah fillah yang disayang Allah Subhanahu wa Ta'ala...
Masalah-masalah diatas bukan hanya terjadi pada antum saja lho, banyak banget kasus seperti ini. Karena itu dalam Islam kita kenal istilah Fiqih Muwazanah, atau fiqih untuk membuat pertimbangan-pertimbangan praktis. Atau kerennya sih, kaedah fiqih ini bisa untuk membuat pertimbangan-pertimbangan praktis. Misalnya nih, mana dulu yang penting sih antara menikah saat masih kuliah atau setelah selesai kuliah baru menikah. Atau lagi, berdakwah melalui cara menikah atau lebih mudah berdakwah dengan tidak menikah terlebih dahulu.
Buat 'kalangan atas', kaidah fiqih ini sering digunakan juga di kalangan aktifis dakwah yang hendak menikah lagi (ta'addud atau poligami). Pertimbangan mereka sih memang udah beda, mereka mikirnya dengan alasan dakwah perlu menambah seseorang atau lebih gak ya, di samping seorang istri yang udah jadi pendampingnya. Nyambung gak? Kalau gak nyambung di-EGP-in aja, karena ini 'pembicaraan kalangan atas', lha 1 aja belum ada, udah bicara ta'addud. he...he...
Wah...akhwat bisa sensitif nih! Kalem...kalem...Tausyiah ini baru membahas tentang menikah sambil kuliah kok, belum ta'addud-ta'addud-an. Ntar kalau masing-masing udah punya 1, baru deh. Glek!
Terkait dengan masalah di atas, kita lihat yuk, bagaimana Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah (juz 2 hal. 12-15, Darul Fikri, tahun 1412 H/1992 M) menjelaskan tentang menikah ini.
Dari buku tersebut, kita bisa membuat khulashah (rangkuman) dari pandangan ulama diatas, yaitu:
1. MENIKAH HUKUMNYA WAJIBArtinya, jika dilakukan menjadikan Allah Subhanahu wa Ta'ala ridho, dan pelakunya mendapatkan pahala, dan jika tidak dilakukan menjadikan Allah Subhanahu wa Ta'ala murka dan yang meninggalkannya mendapatkan dosa. Nah, kapan menikah menjadi perbuatan wajib? Yaitu, apabila memenuhi hal-hal berikut ini:- Dirinya telah memiliki kemampuan, baik materiil maupun biologis.- Nafsu dan jiwanya telah menggelora.- Terancam atau khawatir terjerumus dalam perzinahan.
2. MENIKAH HUKUMNYA SUNNATBisa sunnat juga lho, artinya jika dilakukan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak mendapatkan dosa. Menikah menjadi perbuatan sunnat, jika kondisinya adalah sebagai berikut:- Dirinya telah memiliki kemampuan, baik materiil maupun biologis.- Nafsu dan jiwanya telah menggelora.- Tidak ada kekhawatiran dalam dirinya (atau merasa aman) dari perzinahan.
3. MENIKAH HUKUMNYA HARAMWuah...menikah kok hukumnya haram ya? Iya, yaitu jika kondisinya adalah: - Tidak memiliki kemampuan, baik materiil maupun biologis.- Nafsu dan jiwanya sudah menggelora.
Kalau emang kondisinya kaya' gini, maka yang mestinya dilakukan adalah hendaklah dia memperbanyak berpuasa dan menyiapkan diri untuk memiliki dua kemampuan di atas, serta menjaga kesucian dirinya.
4. MENIKAH HUKUMNYA MAKRUHMenikah juga ada yang makruh ya? Yup! Yaitu apabila kondisinya adalah:- Tidak memiliki kemampuan, baik materiil maupun biologis.- Nafsu dan jiwanya sudah menggelora.- Pihak wanitanya menerima kondisi ini.
5. MENIKAH HUKUMNYA MUBAH ATAU JAIZ ATAU BOLEHMaksudnya, jika kondisi seseorang biasa-biasa saja, tidak ada kondisi yang mewajibkan atau mensunnatkan, dan tidak ada pula kondisi yang mengharamkan atau memakruhkan.
Nah...sekarang udah tahu-kan, bahwa dalam fiqih Islam, hukum pernikahan ada yang wajib, sunnah, makruh, haram, dan mubah. Ini sesuai dengan keadaan yang bersangkutan lho, artinya tiap orang bisa beda-beda kan.
Sekarang coba merenung deh, atau berdiri depan cermin, kira-kira yang di cermin itu pada posisi mana ya. Hmm...mikir-mikir!
Kalau udah mikir, lalu kesimpulannya bahwa posisi sekarang adalah posisi kedua, maka menurut Ustadz Musyaffa A. Rahim, Lc ada 1 lagi pertimbangan yang harus dilakukan.
Wuah...ribet banget sih mau nikah aja! Gak kok, menurut beliau pertimbangan apabila antum pada posisi kedua, yaitu apakah dengan menikah nanti, kuliah akan terganggu atau terhenti?
Kalau menikah akan mengganggu kuliah, dalam artian gangguan serius seperti cuti, apalagi sampai terhenti, maka menikah saat sekarang ini tidaklah masuk kategori sunnat (kedua), namun sebaliknya, yaitu makruh (keempat). Karena menurut beliau lagi, menuntut ilmu hukumnya wajib, sementara menikah pada kondisi seperti diatas 'hanyalah' sunnat.
Gimana kalau dalam perhitungan, menikah gak akan menjadi gangguan serius terhadap perkuliahan, bahkan akan menjadi faktor kesuksesan, maka menikah pada kondisi ini paling tidak hukumnya adalah sunnat, bahkan bisa menjadi wajib lho, wallahu a'lam.
Termasuk dalam hal ini, jika udah mikir-mikir sebenarnya sih ada pada posisi makruh (keempat), namun ada akhwat yang mengajak menikah, ehm...ehm...bahkan akhwat itu ngasih jaminan untuk tidak mengganggu perkuliahan, malah mau bantu-bantu, iih...ureshii (senang banget), maka kondisi makruh bisa jadi sunnat. Sebab faktor yang memakruhkannya telah hilang dengan adanya jaminan itu.
Namun lagi-lagi Ustadz Musyaffa menyarankan kepada para ikhwan untuk berpegang pada sifat rujulah (kejantanan), jadi bukan mengandalkan atau menyandarkan diri pada jaminan pihak akhwat. Bukan gak percaya pada jaminan akhwat lho, namun demi menjaga sifat rujulah tersebut. Iya dong, ikhwan itu kan calon 'qowwam'-nya akhwat dan jundi-jundinya di keluarga! Jadi tunjukkan tuh sifat rujulah!
Kalau udah pada posisi sunnat, maka segera diskusikan dengan orang tua, agar ada tafahum dalam hal ini, jadi kamu puas orangtua pun qana'ah dengan keputusan menikah.
Jadi buruan merenung, mikir...mikir...kalau udah pada posisi emang harus menikah, jangan 'mbulet' lho, pake' alasan sana-sini. Karena kalau sebenarnya udah dalam posisi sehat dan mampu, dan belum menikah maka kata Rasulullah SAW, "Ia adalah termasuk teman setan, atau mungkin termasuk golongan pendeta Nasrani, karena sunnah kami adalah menikah. Orang yang paling buruk diantara kamu adalah mereka yang membujang. Orang mati yang paling hina di antara kamu adalah orang yang membujang." [HR Ibnu Atsir dan Ibnu Majah]
Syeeerem kan! Makanya jangan pake 'mbulet-mbuletan!'
Bukankah dengan menikah, mereka akan disejajarkan Rasulullah SAW dengan mujahid fii sabilillah yang dijanjikan akan mendapat pertolongannya! Karena ada tiga golongan yang menjadi keharusan Allah untuk membantu mereka; orang yang menikah untuk memelihara kesucian diri, budak yang hendak membayar kemerdekaan dirinya, dan orang-orang yang berperang di jalan Allah. [HR Ahmad, Turmudzi, an-Nasa'i dan Ibnu Majah]
Tuh...subhanallah ya, nunggu apa lagi! Kalau udah siap lahir bathin, ikrarkan cinta dengan menikah!
Selamat berjuang akhi, jangan takut mengambil keputusan kalau udah siap (walaupun antum masih kuliah), karena akhwat lebih memilih para ikhwan yang berani mengajaknya menikah untuk bersama mengharapkan keridhoan Allah Subhanahu wa Ta'ala, daripada yang suka 'mbulet-mbuletan!'
Doa ana dan istri untuk kemudahan antum...
Wallahu a'lam bi showab.
*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA* Al-Hubb Fillah wa Lillah,

Penulis/Sumber : Abu AufaPengirim : Ferry HadaryEmail : ferryhadary@yahoo.com

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/27/2007   1 comments
Antara Agresif, Pasrah, dan Proaktif
Senin, 25 Juni 2007
Jodoh adalah rahasia Allah swt, yang kadang tak terduga datangnya. Dalam masa 'penantian' yang tak kunjung datang, seorang akhwat dapat memilih untuk bertindak yang sesuai dengan keinginannya. Ada tiga bentuk sikap yang bisa dilakukan oleh para muslimah dalam masa penantian ini, yakni; agresif, pasrah dan proaktif.
Karena terlalu cemas, ada sebagian yang memilih untuk bersikap agresif. Melakukan pendekatan kepada siapapun yang dianggap potensial untuk menjadi pasangan hidup dengan berbagai cara. Kadang tanpa perduli norma dan aturan agama. Sikap ini ini bisa 'membahayakan' bagi seorang perempuan. Karena ketergesa-gesaannya bisa berakibat tidak baik. Misalnya saja dia tidak akan selektif dalam memilih siapa calon suaminya. Kriteria-kriteria suami idaman pun kabur tertiup oleh desakan-desakan keluarganya. Akibat yang paling buruk dari sikap ini adalah timbul penyesalan dikemudian hari. Tumbuhnya kekecewaan pada pasangan karena tidak terlalu mengenal karakternya yang berujung pada perceraian. Naudzubillah min dzalik !
Sikap kedua adalah sikap pasrah, sikap ini biasanya memiliki alasan, " ya.daripada jadi perawan tua, lebih baik saya terima." Ada mungkin sebagian akhwat yang berfikir demikian, atau akan berfikir demikian. Biasanya ia tidak kuat menahan desakan orang tua atau keluarganya. Karena orang tua tidak ingin melihat anaknya menjadi perawan tua, maka ia mencarikan jodoh buat anaknya. Seandainya orang tua memahami betul criteria-kriteria seorang suami yang sholeh, maka hal ini tentunya baik bagi si gadis, akan tetapi akan menjadi permasalahan yang serius ketika orang tuanya asal mencarikan laki-laki yang menjadi calon pasangan anaknya.
Kebanyakan orang tua sekarang pertimbangannya sangat pragmatis. Dia mencari jodoh buat anaknya dengan hanya menggunakan pertimbangan materi. Sehingga laki-laki yang dianggap berkecukupan, memiliki pekerjaan tetap maka dia layak jadi menantunya. Pertimbangan agama sama sekali dikesampingkan.
Dalam hal inilah sang akhwat dalam posisi dilematis. Untuk menolak jelas tidak mungkin, karena dia tidak punya alternative. Untuk menerima terasa berat, karena laki-laki yang dibawa orang tuanya sangat jauh dari criteria suami idamannya. Akhirnya dengan berat hati ia menerima laki-laki itu sebagai suaminya.
Pilihan yang paling cocok saat 'penantian' bagi akhwat adalah sikap proaktif. Bersikap proaktif bukan berarti pasrah tanpa usaha sama sekali, namun bukan pula bertindak tanpa perhitungan dan pertimbangan. Sikap proaktif ituberarti berdoa sekaligus melakukan upaya yang dibenarkan agama untuk merealisasikan doa tersebut.
Ada sebagian akhwat yang berpendapat, " kalau memang jodoh merupakan bagian dari takdir Allah, mengapa kita harus mengejarnya? Bila sudah takdir pasti akan datang sendiri?" saya kira ini lah kekeliruan logika sebagian manusia. Allah telah menetapkan takdir bagi kita para hambaNya. Yang mengetahui takdir hanya Allah semata, kita tidak tahu bagaimana nasib kita besok. Ketika kita tidak tahu takdir yang akan kita terima, sedang kita diperintah untuk melakukan kebaikan maka kita sebagai mukmin harus memilih jenis perbuatan yang baik.
Kita sebagai manusia dianugerahi akal dan pikiran. Disamping itu kita juga diberi hak ikhtiar (berusaha). Kita juga diberi pedoman berupa Al Qur'an dan As Sunnah, sehingga bisa membedakan kebaikan dan keburukan. Dengan begitu kita justru dituntut untuk berusaha dan beramal. Wallahu a'lam bishshowab
(dikutip dari mencari cinta, didik H-Yogya 2004)

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/25/2007   5 comments
Saat bingung memilih pasangan
Dalam memilih pasangan hidup, baik bagi laki-laki maupun perempuan keduanya memiliki hak untuk memilih yang paling tepat sebagai pasangannya. Hal itu dikenal dalam Islam yang namanya 'kufu' ( layak dan serasi ), dan seorang wali nikah berhak memilihkan jodoh untuk putrinya seseorang yang sekufu, meski makna kufu paling umum dikalangan para ulama adalah seagama.

Namun makna-makna yang lain seperti kecocokan, juga merupakan makna yang tidak bisa dinafikan, dengan demikian PROSES MEMILIH ITU TERJADI PADA PIHAK LAKI-LAKI MAUPUN PEREMPUAN. Disisi lain bahwa memilih pasangan hidup dengan mempertimbangkan berbagai sisinya, asalkan pada pertimbangan-pertimbangan yang wajar serta Islami, merupakan keniscayaan hidup dan representasi kebebasan dari Allah yang Dia karuniakan kepada setiap manusia, termasuk dalam memilih suami atau istri. Aisyah Ra berkata, "Pernikahan hakikatnya adalah penghambaan, maka hendaknya dia melihat dimanakah kehormatannya akan diletakkan"
Rasulullah pun bersabda, "Barang siapa yang menjodohkan kehormatannya dengan orang yang fasik maka dia telah memutus rahimnya" (HR Ibnu Hibban). Nabi juga pernah memberikan pertimbangan kepada seorang sahabiyah yang datang kepadanya seraya minta pertimbangan atas dua orang yang akan melamarnya, lalu Nabi menjawab, "Adapun Muawiyah bin Abi sufyan dia sangat ringan tangan (alias gampang memukul), adapun yang lainnya adalah orang yang fakir tidak memiliki harta yang banyak." Lalu Nabi menikahkannya dengan Zaid bin Haritsah.
Dan untuk memantapkan pilihan, terutama dari berbagai alternatif sebaiknya melakukan shalat istikhorah baik di tengah malam maupun di awalnya, dan lakukan secara berkali-kali. Jika telah dilakukan berkali-kali maka KEMANTAPAN YANG ADA ITULAH YANG INSYA ALLAH MERUPAKAN PETUNJUK-NYA, DAN ITULAH YANG LEBIH DIIKUTI. Tetapi perlu diingat, bahwa informasi yang dominan pada diri seseorang sering yang lebih berpengaruh terhadap istikhorah, oleh karena itu perlu dilakukan berkali-kali. Dan untuk membedakan apakah itu keputusan yang dominan adalah selera semata atau dominasi istikharah agak sulit, kecuali dengan berkali-kali, sekalipun salah satu tanda bahwa itu adalah petunjuk dari Allah adalah dimudahkannya urusan tersebut, tetapi hal tersebut bukan satu-satunya alamat yang mutlak.
Juga apabila persoalan apakah diri kita jual mahal atau tidak tergantung pada niat dan representasinya, karena itu Rasulullah menegaskan, "Sesungguhnya segala pekerjaan membutuhkan niat dan pekerjaan seseorang sangat dipengaruhi oleh niat. Barang siapa yang niatnya kepada Allah maka dia (dalam representasinya) akan sesuai dengan Allah dan Rasulnya, dan barang siapa yang niatnya kepada dunia atau wanita maka (representasinya) akan sesuai apa yang diniatkan" (Muttafaq alaih).
Untuk menghindarkan tuduhan itu maka buktikan dalam representasi kita sehari-hari, sebagai contoh bahwa tuduhan itu akan benar jika memang salah satu kebiasaan kita adalah chatting dengan teman-teman baru yang notabenenya lebih banyak para laki-laki untuk seorang perempuan, dan sebaliknya, berbeda misalnya kalau teman yang kita ajak chatting adalah para wanita atau dalam bahasa yang digunakan bersifat umum, tidak ada yang rahasia sehingga tidak khawatir kalau harus dibaca orang. Ini hanya sekelumit contoh yang barangkali kurang tepat untuk yang bingung memilih pasangannya. Tapi ada hal yang cukup penting untuk diketahui bahwa UNTUK MENGENAL SESEORANG TENTU TIDAK CUKUP DENGAN BERKOMUNIKASI SESAAT.
Pernah suatu hari Sahabat Umar bin al-Khattab mendengar seseorang memuji orang lain hingga Umar agak merasa keheranan lalu Umar bertanya, "Apakah kamu pernah bepergian dengannya?" Jawab orang tadi, "Belum." "Apakah kamu pernah bertransaksi dengannya?" Jawab orang tadi, "Belum." "Apakah kamu pernah bertetangga dengannya?" Jawab orang tadi, "Belum." "Apakah kamu pernah melihatnya dia melakukan shalat?" Jawab orang tersebut, "Ya, aku melihat dia rajin shalat, menunaikannya sesuai dengan waktunya." Lalu kata Umar, "Kalau begitu anda belum kenal dengan baik orang tersebut." Tetapi untuk mengenali tiga poin pertama dari empat poin tersebut bisa dilakukan dengan cara MENANYAKAN ORANG YANG PALING DEKAT DENGANNYA, DAN YANG DAPAT DIPERCAYA.
Adapun bila kita dihadapkan suatu pilihan lebih dari satu, tentu sewajarnya seorang akan memilih yang terbaik baginya, meskipun PILIHAN TERBAIK BAGINYA TIDAK SELALU IDENTIK DENGAN PILIHAN YANG TERBAIK BAGI UMUM, KARENA SESEORANG TENTU MEMILIKI PERTIMBANGAN YANG SANGAT KHUSUS YANG TIDAK DIMILIKI ORANG LAIN.
Dari uraian diatas, kebingungan untuk memilih pasangan hidup dapat diatasi dengan beberapa tips berikut ini,

1.pilihlah karena agamanya,
2.kenali dengan cara menanyakan kepada orang yang paling dekat dengannya dan dapat kita percaya,
3.letakkan niat pada tempat yang benar, karena segala perbuatan membutuhkan dan sangat dipengaruhi niat,
4.sholat istikhorah untuk mohon petunjuk kepada Allah juga patut dilakukan,
5.apabila semua ini telah dilakukan, maka pasrahkan diri kepada Allah SWT akan keputusan-Nya, jangan keluh kesah, karena itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah,
6.dan terakhir, jangan bosan untuk berbekal ilmu pernikahan :), karena berbekal ilmu adalah lebih baik daripada tidak membekali diri pada saat masuk ke dunia yang baru.
Masalah jodoh hanya Allah yang tahu, siapa pasangan kita sebenarnya, itulah rahasia Allah. Kita hanya diminta untuk berusaha, dan Allah-lah penentunya, terkadang Dia menentukan pilihan-Nya itu diluar dugaan dan rasio kita sebagai seorang manusia, tapi itulah ketentuan Allah. Jika memang harus menerima kenyataan di luar kehendak kita, maka ingatlah untuk tidak sembarangan memberikan cinta kepada siapapun, karena kadar cinta kita kepada Allah harus lebih tinggi dari itu semua. Yang terbaik menurut Allah, itulah yang paling utama.
Selamat berjuang akhi, selamat berjuang ukhti..., mulailah dengan bismillah dan niat yang benar, insya Allah, ridho-Nya akan selalu menghampiri, dan semoga Allah selalu memudahkan urusan antum.
Wallahu alam bi showab,
Author: Abu Aufa Maraji': Konsultasi Ustadz Bukhori Yusuf, Lc, MA dan Ustadz M. Ihsan Tandjung, Lc

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/25/2007   0 comments
Jika kau menjadi istriku nanti
Jika seorang lelaki ingin menarik hati seorang wanita, biasanya yang ditebarkan adalah berjuta-juta kata puitis bin manis, penuh janji-janji untuk memikat hati, "Jika kau menjadi istriku nanti, percayalah aku satu-satunya yang bisa membahagiakanmu," atau "Jika kau menjadi istriku nanti, hanya dirimu di hatiku" dan "bla...bla...bla..." Sang wanita pun tersipu malu, hidungnya kembang kempis, sambil menundukkan kepala, "Aih...aih..., abang bisa aja." Onde mande, rancak bana !!!

Lidah yang biasanya kelu untuk berbicara saat bertemu gebetan, tiba-tiba jadi luwes, kadang dibumbui 'ancaman' hanya karena keinginan untuk mendapatkan doi seorang. Kalo ada yang coba-coba main mata ama si doi, "Jangan macem-macem lu, gue punya nih!" Amboi... belum dinikahi kok udah ngaku-ngaku miliknya dia ya? Lha, yang udah nikah aja ngerti kalo pasangannya itu sebenarnya milik Allah SWT.

Emang iya sih, wanita biasanya lebih terpikat dengan lelaki yang bisa menyakinkan dirinya apabila ntar udah menikah bakal selalu sayang hingga ujung waktu, serta bisa membimbingnya kelak kepada keridhoan Allah SWT. Bukan lelaki yang janji-janji mulu, tanpa berbuat yang nyata, atau lelaki yang gak berani mengajaknya menikah dengan 1001 alasan yang di buat-buat.

Kalo lelaki yang datang serta mengucapkan janjinya itu adalah seseorang yang emang kita kenal taat ibadah, akhlak serta budi pekertinya laksana Rasulullah SAW atau Ali bin Abi Thalib r.a., ini sih gak perlu ditunda jawabannya, cepet-cepet kepala dianggukkan, daripada diambil orang lain, iya gak? Namun realita yang terjadi, terkadang yang datang itu justru tipe seperti Ramli, Si Raja Chatting, atau malah Arjuna, Si Pencari Cinta, yang hanya mengumbar janji-janji palsu, lalu bagaimana sang wanita bisa percaya dan yakin dengan janjinya?

Nah... Berarti masalahnya adalah bagaimana cara kita menjelaskan calon pasangan untuk percaya dengan kita? Pusying... pusying... gimana caranya ya? Ih nyantai aja, semua itu telah diatur dalam syariat Islam kok, karena caranya bisa dengan proses ta'aruf. Apa sih yang harus dilakukan dalam ta'aruf? Apa iya, seperti ucapan janji-janji seperti diatas?

Ta'aruf sering diartikan 'perkenalan', kalau dihubungkan dengan pernikahan maka ta'aruf adalah proses saling mengenal antara calon laki-laki dan perempuan sebelum proses khitbah dan pernikahan. Karena itu perbincangan dalam ta'aruf menjadi sesuatu yang penting sebelum melangkah ke proses berikutnya. Pada tahapan ini setiap calon pasangan dapat saling mengukur diri, cocok gak ya dengan dirinya. Lalu, apa aja sih yang mesti diungkapkan kepada sang calon saat ta'aruf?

1. Keadaan Keluarga Jelasin ke calon pasangan tentang anggota keluarga masing-masing, berapa jumlah sodara, anak keberapa, gimana tingkat pendidikan, pekerjaan, dll. Bukan apa-apa, siapa tahu dapat calon suami yang anak tunggal, bokap ama nyokap kaya 7 turunan, sholat dan ibadahnya bagus banget, guanteng abis, lagi kuliah di Jepang (ehm), pokoknya selangit deh! Kalo ketemu tipe begini, sebelum dia atau mediatornya selesai ngomong langsung kasih kode, panggil ortu ke dalam bentar, lalu bilang "Abi, boljug tuh kaya' ginian jangan dianggurin nih. Moga-moga gak lama lagi langsung dikhitbah ya Bi, kan bisa diajak ke Jepang!" Lho? :D

2. Harapan dan Prinsip Hidup Warna kehidupan kelak ditentukan dengan visi misi suatu keluarga lho, terutama sang suami karena ia adalah qowwan dalam suatu keluarga. Sebagai pemimpin ia laksana nahkoda sebuah bahtera, mau jalannya lempeng atau sradak-sruduk, itu adalah kemahirannya dalam memegang kemudi. Karena itu setiap calon pasangan kudu tau harapan dan prinsip hidup masing-masing. Misalnya nih, "Jika kau menjadi istriku nanti, harapanku semoga kita semakin dekat kepada Allah" atau "Jika kau menjadi istriku nanti, mari bersama mewujudkan keluarga sakinah, rahmah, mawaddah." Kalo harapan dan janjinya seperti ini, kudu' diterima tuh, insya Allah janjinya disaksikan Allah SWT dan para malaikat. Jadi kalo suatu saat dia gak nepatin janji, tinggal didoakan, "Ya Allah... suamiku omdo nih, janjinya gak ditepatin, coba deh sekali-kali dianya...," hush...! Gak boleh doakan suami yang gak baik lho, siapa tahu ia-nya khilaf kan?

3. Kesukaan dan Yang Tidak Disukai Dari awal sebaiknya dijelasin apa yang disukai, atau apa yang kurang disukai, jadinya nanti pada saat telah menjalani kehidupan rumah tangga bisa saling memahami, karena toh udah dijelaskan dari awalnya. Dalam pelayaran bahtera rumah tangga butuh saling pengertian, contoh sederhananya, istri yang suka masakan pedas sekali-kali masaknya jangan terlalu pedas, karena suaminya kurang suka. Suami yang emang hobinya berantakin rumah (karena lama jadi bujangan), setelah menikah mungkin bisa belajar lebih rapi, dll. Semua ini menjadi lebih mudah dilakukan karena telah dijelaskan saat ta'aruf. Namun harus diingat, menikah itu bukan untuk merubah pasangan lho, namun juga lantas bukan bersikap seolah-olah belum menikah. Perubahan sikap dan kepribadian dalam tingkat tertentu wajar aja-kan? Dan juga hendaknya perubahan yang terjadi adalah natural, tidak saling memaksa.

4. Ketakwaan Calon Pasangan Apa yang terpenting pada saat ta'aruf? Yang mestinya menduduki prioritas tertinggi adalah bagaimana nilai ketakwaan lelaki tersebut. Ketakwaan disini adalah ketaatan kepada Allah SWT lho, bukan nilai 'KETAKutan WAlimahAN' :D Karena apabila seorang lelaki senang, ia akan menghormati istrinya, dan jika ia tidak menyenanginya, ia tidak suka berbuat zalim kepadanya. Gimana dong caranya untuk melihat lelaki itu bertakwa atau tidak? Tanyakan kepada orang-orang yang dekat dengan dirinya, misalnya kerabat dekat, tetangga dekat, atau sahabatnya tentang ketaatannya menjalankan ketentuan pokok yang menjadi rukun Iman dan Islam dengan benar. Misalnya tentang sholat 5 waktu, puasa Ramadhan, atau pula gimana sikapnya kepada tetangga atau orang yang lebih tua, dan lain-lain. Apalagi bila lelaki itu juga rajin melakukan ibadah sunnah, wah... yang begini ini nih, 'calon suami kesayangan Allah dan mertua.'

Inget lho, ta'aruf hanyalah proses mengenal, belum ada ikatan untuk kelak pasti akan menikah, kecuali kalau sudah masuk proses yang namanya khitbah. Nah kadang jadi 'penyakit' nih, karena alasan "Kan masih mau ta'aruf dulu..." lalu ta'rufnya buanyak buanget, sana-sini dita'arufin. Abis itu jadi bingung sendiri, "Yang mana ya yang mau diajak nikah, kok sana-sini ada kurangnya?"

Wah..., kalo nyari yang mulia seperti Khadijah, setaqwa Aisyah atau setabah Fatimah Az-Zahra, pertanyaannya apakah diri ini pun sesempurna Rasulullah SAW atau sesholeh Ali bin Abi Thalib r.a.? Nah lho...!!!
Apabila hukum pernikahan seorang laki-laki telah masuk kategori wajib, dan segalanya pun telah terencana dengan matang dan baik, maka ingatlah kata-kata bijak, 'jika berani menyelam ke dasar laut mengapa terus bermain di kubangan, kalau siap berperang mengapa cuma bermimpi menjadi pahlawan?'

Ya akhi wa ukhti fillah, Semoga antum segera dipertemukan dengan pasangan hidup, dikumpulkan dalam kebaikan, kebahagiaan, kemesraan, canda tawa yang tak putus-putusnya mengisi rongga kehidupan rumah tangga. Kalaupun nanti ada air mata yang menetes, semoga itu adalah air mata kebahagiaan, tanda kesyukuran kepada Allah SWT karena Ia telah memberikan pasangan hidup yang selalu bersama mengharap keridhoan-Nya, aamiin allahumma aamiin.

Barakallahulaka barakallahu'alaika wajama'a bainakuma fii khairin.
Wallahu a'lam bishowab,

*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,Abu Aufa

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/25/2007   0 comments
Tipe wanita yang disunnahkan untuk dilamar
Tipe wanita yang disunnahkan untuk dilamar
Dalam melamar, seorang muslim dianjurkan untuk memperhatikan beberapa sifat yang ada pada wanita yang akan dilamar, diantaranya:

1.Wanita itu disunahkan seorang yang penuh cinta kasih. Maksudnya ia harus selalu menjaga kecintaan terhadap suaminya, sementara sang suami pun memiliki kecenderungan dan rasa cinta kepadanya. Selain itu, ia juga harus berusaha menjaga keridhaan suaminya, mengerjakan apa yang disukai suaminya, menjadikan suaminya merasa tentram hidup dengannya, senang berbincang dan berbagi kasih sayang dengannya. Dan hal itu jelas sejalan dengan firman Allah Ta'ala, Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tentram kepadanya. Dan Dia jadikan di antara kalian rasa kasih dan saying. (ar-Ruum:21).

2.Disunahkan pula agar wanita yang dilamar itu seorang yang banyak memberikan keturunan, karena ketenangan, kebahagiaan dan keharmonisan keluarga akan terwujud dengan lahirnya anak-anak yang menjadi harapan setiap pasangan suami-istri. Berkenaan dengan hal tersebut, Allah Ta'ala berfirman, Dan orang-orang yang berkata, 'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa'. (al-Furqan:74). Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Menikahlah dengan wanita-wanita yang penuh cinta dan yang banyak melahirkan keturunan. Karena sesungguhnya aku merasa bangga dengan banyaknya jumlah kalian pada hari kiamat kelak. Demikian hadist yang diriwayatkan Abu Daud, Nasa'I, al-Hakim, dan ia mengatakan, Hadits tersebut sanadnya shahih.

3.Hendaknya wanita yang akan dinikahi itu seorang yang masih gadis dan masih muda. Hal itu sebagaimana yang ditegaskan dalam kitab Shahihain dan juga kiab-kitab lainnya dari hadits Jabir, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bertanya kepadanya, Apakah kamu menikahi seorang gadis atau janda? dia menjawab,"Seorang janda."Lalu beliau bersabda,
Mengapa kamu tidak menikahi seorang gadis yang kamu dapat bercumbu dengannya dan ia pun dapat mencumbuimu?. Karena seorang gadis akan mengantarkan pada tujian pernikahan. Selain itu seorang gadis juga akan lebih menyenangkan dan membahagiakan, lebih menarik untuk dinikmati akan berperilaku lebih menyenangkan, lebih indah dan lebih menarik untuk dipandang, lebih lembut untuk disentuh dan lebih mudah bagi suaminya untuk membentuk dan membimbing akhlaknya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri telah bersabda,
Hendaklah kalian menikahi wanita-wanita muda, karena mereka mempunyai mulut yang lebih segar, mempunyai rahim yang lebih subur dan mempunyai cumbuan yang lebih menghangatkan. Demikian hadits yang diriwayatkan asy-Syirazi, dari Basyrah bin Ashim dari ayahnya, dari kakeknya. Dalam kitab Shahih al_Jami' ash_Shaghir, al-Albani mengatakan, "Hadits ini shahih."

4.Dianjurkan untuk tidak menikahi wanita yang masih termasuk keluarga dekat, karena Imam Syafi'I pernah mengatakan, "Jika seseorang menikahi wanita dari kalangan keluarganya sendiri, maka kemungkinan besar anaknnya mempunyai daya piker yang lemah."

5.Disunahkan bagi seorang muslim untuk menikahi wanita yang mempunyai silsilah keturunan yang jelas dan terhormat, karena hal itu akan berpengaruh pada dirinya dan juga anak keturunannnya. Berkenaan dengan hal tersebut, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscahya kamu beruntung. (HR. Bukhari, Muslim dan juga yang lainnya).

6.Hendaknya wanita yang akan dinikahi itu taat beragama dan berakhlak mulia. Karena ketaatan menjalankan agama dan akhlaknya yang mulia akan menjadikannya pembantu bagi suaminya dalam menjalankan agamanya, sekaligus akan menjadi pendidik yang baik bagi anak-anaknya, akan dapat bergaul dengan keluarga suaminya. Selain itu ia juga akan senantiasa mentaati suaminya jika ia akan menyuruh, ridha dan lapang dada jika suaminya memberi, serta menyenangkan suaminya berhubungan atau melihatnnya.
Wanita yang demikian adalah seperti yang difirmankan Allah Ta'ala, "Sebab itu, maka wanita-wanita yang shahih adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminyatidak berada di tempat, oleh karena Allah telah memelihara mereka". (an-Nisa:34). Sedangkan dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Dunia ini adalah kenikmatan, dan sebaik-baik kenikmatannya adalah wanita shalihah". (HR. Muslim, Nasa'I dan Ibnu Majah).

7.Selain itu, hendaklah wanita yang akan dinikahi adalah seorang yang cantik, karena kecantikan akan menjadi dambaan setiap insan dan selalu diinginkan oleh setiap orang yang akan menikah, dan kecantikan itu pula yang akan membantu menjaga kesucian dan kehormatan. Dan hal itu telah disebutkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam hadits tentang hal-hal yang disukai dari kaum wanita. Kecantikan itu bersifat relatif. Setiap orang mempunyai gambaran tersendiri tentang kecantikan ini sesuai dengan selera dan keinginannya.
Sebagian orang ada yang melihat bahwa kecantikan itu terletak pada wanita yang pendek, sementara sebagian yang lain memandang ada pada wanita yang tinggi. Sedangkan sebagian lainnya memandang kecantikan terletak pada warna kulit, baik coklat, putih, kuning dan sebagainya. Sebagian lain memandang bahwa kecantikan itu terletak pada keindahan suara dan kelembutan ucapannya.

Demikianlah, yang jelas disunahkan bagi setiap orang untuk menikahi wanita yang ia anggap cantik sehingga ia tidak tertarik dan tergoda pada wanita lain, sehingga tercapailah tujuan pernikahan, yaitu kesucian dan kehormatan bagi tiap-tiap pasangan.

Sumber: Fikih Keluarga, Syaikh Hasan Ayyub, Cetekan Pertama, Mei 2001, Pustaka Al-kautsar

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/25/2007   0 comments
Bila Aku Jatuh Cinta
Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin !

dikutip dari:
http://www.dudung.net/index.php?naon=depan&action=detail&id=345&cat=2

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/25/2007   1 comments
19 Keistimewaan Wanita

Berbahagialah wahai wanita shalehah. Sebab Rasulullah SAW bersabda, “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim, Ahmad, dan An-Nasa’i). Disisi lain berhati-hatilah sebab Beliau SAW juga berpesan tentang fitnah terbesar dari kaum mu, “Tidak ada suatu fitnah (bencana) yang lebih besar bahayanya dan lebih bermaharajalela-selepas wafatku terhadap kaum lelaki selain daripada fitnah yang berpunca daripada kaum wanita.” (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah).

1.Do’a wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW akan hal tersebut, jawab baginda: “Ibu lebih penyayang daripada Bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”

2.Wanita yang solehah itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang saleh.

3.Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seperti orang yang senantiasa menangis karena takut Allah SWT dan orang yang takut Allah SWT akan diharamkan api neraka keatas tubuhnya.

4.Barang siapa yang membawa hadiah (barang, makanan dari pasar kerumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedakah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barang siapa yang menyukai akan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S

5.Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya, akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW) di dalam surga.

6.Barang siapa yang mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah surga.

7.Dari Aisyah r.a. “Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya api neraka.”
8.Surga itu di bawah telapak kaki ibu.

9.Apabila memanggilmu dua orang ibu bapamu maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

10.Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu surga. Masuklah dari manapun pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

11.Wanita yang taat pada suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama dia taat kepada suaminya dan rekannya (serta menjaga sholat dan puasanya).

12.Aisyah r.a. berkata, “Aku bertanya pada rasulullah SAW, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita?” Jawab baginda, “suaminya.” “Siapa pula berhak terhadap lelaki?” jawab Rasulullah SAW, “Ibunya.”

13.Perempuan apabila sholat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya, serta taat pada suaminya, masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dia kehendaki.

14.Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia kedalam surga lebih dahulu daripada suaminya (10.000 tahun)

15.Apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1000 kejahatan.

16.Apabila seorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah SWT

17.Apabila seorang perempuan melahirkan anak, keluarlah ia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkan

18.Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan dari susunya diberi satu kebajikan

19.Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT

Dikutip dari arsip UNIC Virtual Komuniti, dengan perubahan seperlunya tanpa mengubah makna.

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/25/2007   0 comments
Surga...Neraka...Meninggal
Sabtu, 23 Juni 2007
Surga...
Neraka...
Meninggal...

Kata-kata diatas sudah tidak asing lagi dalam keseharian kita. Bahkan kata-kata tersebut sudah kita hafal mati dan bahkan sudah menjadi nyanyian sehari-hari ditelinga kita malahan ada diantara saudara/i kita ada yang menganggap sangat biasa kata-kata tersebut dan seolah tidak memperdulikannya lagi, kita belum dan bahkan yang paling menyedihkan lagi kita tidak ada usaha untuk benar-benar memaknai dan memahami kata-kata diatas.

Beberapa dari kita serasa sudah begitu hebat dan seakan menyepelekan kata-kata diatas (na'udzubillah),tapi pernahkan kita berpikir dan ingin tau arti,maksud bahkan apa yang ada didalam (surga,neraka), apa yang sudah dan akan terjadi pada kita sesaat setelah kita meninggal. Niscaya kalo kita benar-benar paham akan makna dari semuanya kita akan takut lagi melakukan dosa dan benar-benar mengerti bahwa dunia ini hanyalah ujian dan bagiandari perjalan menuju alam yang kekal disana.

Allahu akbar....
Allah Maha Besar...
Seandainya kita tau, kita paham akan kata-kata diatas niscaya kita akan sedih dan secara tidak sadar air mata berderai,dada serasa sesak dan tenggorokan seakan dipenuhi oleh sesuatu, semua ini ungkapan dari hati akan begitu banyakdosa yang telah kita perbuat baik yang kita sengaja maupun tidak sengaja, baik yang kita sadari maupun yang kitatidak sadari. Ya Rabb.....ampunilah diri yang dipenuhi dosa ini.

Kita semua tau mana yang baik yang mana yang buruk, yang mana yang dilarang agama dan yang dibolehkan dalam agama, tetapi kenapa masih saja banyak diantara kita yang seolah menutup mata dan telinga dan lebih parahnya lagi membohongi diri sendiri, berusaha melawan hati nurani kita masing-masing, mencari seribu satu alasan untuk membenarkan yang salah menyalahkan yang benar, apa kita masih belum sadar....semua kata-kata ini nyata, ini bukan hanya permainan kata yang hanya ada di negri dongeng, semua kata-kata diatas memiliki makna dan akan menunjukkan kebenarannya suatu saat kepada diri kita masing-masing. (Semoga kita tergolong hamba-hambanNya yang hidup dalam surganya dan kembali padanya dalam keadaan fitrah_amin. Bukan termasuk golongan yang mendapatkan siksa yang tiada henti-hentinya dineraka_na'udzubillah min dzalik).

Tidak ada satupun yang bernyawa tidak merasakan yang namanya meninggal/mati. Jangankan manusia, tumbuhan, hewanyang ada disekeliling kita akan mati dan kitapun menyaksikan itu, coba liat kembali silsilah keluarga kita, sudah berapa banyak keluarga kita yang sudah kembali kepadaNya dan itu nyata bahkan tidak jarang kita menyaksikan kepergian mereka, menyaksikan mereka sudah tidak berdaya,menyaksikan mereka dikafani, menyaksikan mereka dimandikan, menyaksikan mereka dikebumikan, apa contoh2 tersebut masih belum menyadarkan kita, suatu saat entah detik ini, menit ini, jam ini, hati ini, minggu ini bahkan bulan ini kita pun akan seperti itu, pada saat waktu itu tiba dapatkan kita meminta tolong padaNya tambahkan umurku Rabb, aku ingin bertobat aku begitu berlumur dosa,,,tolong,,,tolong,,,(anak kecilpun tau jawaban akan pertanyaan ini, apalagi kita yg sudah menjadi dewasa).

Setiap yang bernyawa sudah diberikan target masing-masing sampai pada saat dia harus kembali padaNya.Kita tidak tau kapan kita akan diambil olehNya, maka seandainya kita tergolong orang-orang yang takut padaNya, kita tidak akan menunda-nunda untuk melaksanakan perintahNya, menjauhi laranganNya, tidak menunda-nunda melakukan suatu kebajikan ikhlas Allah Ta'ala.

Banyak orang yang berkata jangan melihat ke belakang, hidup adalah hari ini dan hari esok jika itu masih untukmu.Tapi bagaimanapun dosa-dosa yang telah kita perbuat adanya dimasa lalu di hari kemarin dari hari ini, sebab hari esok belum pasti untuk kita.Coba kita renungkan, dosa....dosa....dosa....begitu banyak dosa kita dimasa lalu, dan sayapun sadar betul akan dosa-dosa yang telah kuperbuat, saya sangat sedih,,,,biar kumenangis sampai mataku memerah dan bengkakpun tidak akan mengembalikanku ke masa lalu ke masa dosa-dosaku yang kuperbuat dimana mata hati dan telingaku dibutakan oleh cerita dunia dan cerita cinta yang hampa yang hanya mampu membawaku kedalam jurang dosa (na'udzubillah).

Surga...
Neraka...
Kata-kata inipun sering bahkan selalu menjadi penghias dilirik-lirik lagu dan dinyanyikan seakan begitu ringan maknanya,padahal jika kita tau artinya, apa yang ada didalamnya, apa yang dilarang dan disyaratkan masuk kedalamnya. Kadang terbersit dihatiku, apakah di zaman seperti ini dimana banyak cerita dunia yang menguasai bathin dan raga, adakah manusia yang layak atau sanggup masuk ke surgaNya? Merasakan betapa indahnya kehidupan kekal disana. (semoga kita menjadi bagian darinya.amin).Beda dengan neraka, sangatlah mudah bahkan begitu banyak tempat-tempat/ fasilitas dunia yang tersedia agar mempermudah penghuninya untuk berlari dalam hidup dan mati mereka untuk berenang dalam panasnya api neraka.(na'udzubillah).
Tapi bagiNya semuanya mungkin, sekarang kembali ke diri kita masing-masing kita ingin menjadi bagian dari mana?
Surga...atau...Neraka...
Semua ada didepan mata, kita ingin menjadi bagian dari yang mana?
Surga...yang begitu indah, tidak semudah itu menjadi bagian darinya tapi bukan berarti menjadi sesuatu yang tidak mungkin.
Neraka...tempat yang begitu dipenuhi derita, sangatlah mudah menajdi bagian darinya.
Sekarang tanyalah ke bathin dan jiwa kita masing-masing ingin hidup kekal dimana?
Secara logika siapa sih yang menjawab mau masuk ke neraka?
Tentu saja semua akan menjawab ingin masuk Surga, tapi apakah kita sudah memenuhi syarat untuk hidup didalamnya?
Sekarang berniatlah dalam hati kita saudara/i ku ingin menjadi salah satu penghuni indahnya alam Surga,jikalaupun kita diambil olehNya detik ini, setidaknya kita sudah berniat jadi hambanya yang beriman. Allahu Alam.


Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/23/2007   0 comments
Itulah yg terbaik untukku
Manusia tempatnya berencana.
Allah lah tempatnya menentukan.
Sebagai manusia biasa aku punya untuk rencana hidupku kedepan.
Tapi terkadang aku takut akan nasib yang entah seperti apa nantinya.
Apakah rencanaku semua akan terlaksana.
Aku hanya mampu berdoa dan berdoa.
Apakah doa-doaku diijabah olehNya aku tak tau.
Hanya waktu yang dapat menjawab.
Tapi satu yang ku tau pasti, Allah sudah menentukan jalan masing-masing
untuk hambanya, jadi apapun yang terjadi pada diri dan kisahku itulah yang terbaik
untukku walaupun aku tidak menyadarinya.

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/23/2007   0 comments
Gak ada judul hehehe
Sekarang jam menunjukkan pukul 23.08 malam, lagi2 aku belum bisa tertidur.Seharian ini begitu banyak cerita yang terangkai dibenakku tapi tak tertuang ke dalam kata-kata jadinya sedikit banyaknya saya lupa dan yang paling saya sayangkan begitu banyak ide dan rangkaian kata yang terbuang sia-sia. Hahaha..penting gak seh??? gak penting amat gitu loh hehehe....

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/23/2007   0 comments
Maaf bapak/ibu dosen
Minggu, 17 Juni 2007
Bapak/ ibu dosen maaf nih sebelumnya, buat aku pribadi tidak semua dosen itu pintar....yang pintar yah memang pintar,,,ah keliatan kok dari cara mereka mengajar/menerangkan. Coba pikirkan rata-rata umur kita terpaut jauh dari dosen kita (10-30 atau lebih) diatas umur kita. Hitung saja dosen yang mengajar kita saat ini sudah menjadi dosen minimal selam 10 tahun, 10 tahun bo...ngulang pelajaran itu-itu aja....gimana jadi gak pintar secara kita ini (anak kuliahan) hanya mendapat 16 kali pertemuan dalam satu mata kuliah itupun kalo dosennya rajin atau sebaliknya mahasiswa/i nya rajin masuk kalau udah nggak kan bisa lebih kacau tuh.
Bagus kalau cara menerangkannya kita ngerti, itupun belum menjamin kita bisa tau apa yang dia jelaskan apalagi kalau dosennya menerangkan seenak dianya saja, celoteh sana sini tapi dia doang yang ngerti apa yang diaomongkan. hahahha...ada loh dosen kayak gitu bahkan saya sering dapat,,,ih amit-amit deh semoga gak lagi. Mereka kadang marah kalau mahasiswa/i nya tidak mampu menjawab pertanyaannya, apa mereka gak mikir kita ngerti cara mereka menjelaskan, baguslah kalau mereka memang dosen yang berintelektualitas yang baik yah gak apa-apa marah wajar deh, tapi kalau dosen yang menjelaskan aja kita gak ngerti dia ngomong apa lantas mau marah..pliz dong ah.biasa geli sendiri ngeliatnya.
Jangan hanya bisa menyalahkan mahasiswa/i dong, bapak dan ibu dosenku tersayang.Kalian semestinya harus melihat kualitas kalian sebagai dosen apakah sudah mampu menjadi dosen yang baik?Rajin masuk kuliah tidak? Sudah mampu menerangkan mata kuliah kalian dengan baik tidak? Ucapan kalian sesuai dengan kenyataan tidak? Dari pengalaman saya pribadi, kita akan terpacu untuk belajar atau santai bahkan tidak belajar sekalipun itu dari dosennya. Kalau dosennya disiplin dan tegas apalagi cara menjelaskannya baik kita sebagai mahasiswa/i nya akan terpacu untuk belajar. Ada loh dosen yang begitu tegas dan saya bersyukur pernah diajar mereka setidaknya saya tidak merasa kosong lulus dari mata kuliah yang bersangkutan, semoga kedepan dapat dosen yang "baik-baik" deh. Tapi dosen yang sebaliknya huh...banyak banget tuh...hehehhe...
Harapanku semoga dunia pendidikan kita semakin dipenuhi dengan pendidik-pendidik yang memang benar-benar mendidik.

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/17/2007   0 comments
Saya masih kuliah
Saya anak masih kuliah.
Ya....memang seperti ini kesibukanku sekarang, hanya kuliah (pendidikan formal).
Kedengarannya lumayan keren ya, hehehe anak kuliahan gitu loh. Terima kasih ya Rabb...Engkau masih memberiku kesempatan menuntut ilmu (kuliah), ku tahu disana begitu banyak saudara2ku, saudari2ku yang hidupnya jauh kurang beruntung dariku dimana mereka tidak mampu lagi menuntut ilmu sampai jenjang yang mereka inginkan dengan berbagai alasan salah satunya dengan keterbatasan dana padahal kemampuan intelektual mereka mungkin jauh dari kami yang kuliah hanya nasib saja yang belum berpihak.
Kuliah...jenjang berikutnya setelah menuntut ilmu di bangku sekolah...Hmm...lega rasanya, akhirnya salah satu impianku dulu waktu waktu semasa menjadi anak sekolahan ingin menjadi mahasiswi dan lulus di bangku sekolahan karena terkadang saya jenuh dengan kegiatan keseharian sekolah yang seperti itu setiap harinya.Akhirnya aku tiba pada masa ini. Terima kasih atas segala kesempatan ya Rabb...
Kuliah...tempat menuntut ilmu kan? Tapi terkadang aku masih bertanya-tanya sudah dua tahun (4 semester) aku menuntut ilmu namanya tapi apa yang sudah aku dapat kini? hehehe..pertanyaan yang begitu bodoh bukan? ya emang iya hahahhaa..... Kadang aku begitu sedih melihat diriku, hatiku miris melihat diriku yang hanya seperti ini, ingin menangis rasanya tapi aku tak mau jadi gadis yang cengeng, sedih rasanya ketika aku/ teman2ku tidak mampu menjawab soal-soal yang diberikan oleh bapak/ ibu dosen, rasanya aku begitu bodohhhh.... mm kalo dipikir-pikir kenapa aku harus sedih dengan keadaan seperti itu, itukan diriku sendiri yang membuat aku terlihat bodoh (jadi ingat kata-kata seseorang hehehe), apalagi kalau bapak/ibu dosen bilang "kalian semua memang bodoh" arghhh..ingin marah rasanya tapi...tapi...yah mau diapa lagi mungkin memang benar seperti itu.hahahha....(naudzubilla).
Aku benar-benar ingin menjadi seorang mahasiswi yang benar-benar seorang mahasiswi,ke kampus untuk menuntut ilmu, memperhatikan kalau dosen menjelaskan, menjawab kalau ada pertanyaan, mengerjakan tugas sendiri dengan baik, dan lain-lain dan lain-lain tapi apa saat ini keinginanku itu lebih besar dari usaha untukku merealisasikan semua inginku. Semoga itu semua berakhir dalam tulisan ini, semoga kedepannya saya menjadi mahasiswi yang jauh lebih baik bukan hanya sekedar angan. Dan membuat mereka (mereka yang ingin melihatku sukses)menjadi bangga melihat dan memilikiku. Amin. Doakan aku yah...

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/17/2007   0 comments
Berpakaian namun telanjang
Assalamu alaikum Wr.Wb.

Baru membaca kata-kata ini saja "berpakaian namun telanjang" kita semua sudah tahu apa maksud dari kata-kata ini. Begitu menyedihkan memang melihat keadaan saudari-saudari kita kebanyakan untuk saat ini bahkan saya pun terkadang begitu sedih melihat diriku saat ini yang terkadang masih sangat jauh dariNya. Begitu banyak "hal" serupa yang kita jumpai, sungguh sangat memilukan tapi ini adalah suatu kenyataan, begitu nyata didepan mata kita.Seperti saat inilah keadaan kita sekarang yang semakin hari seakan semakin tak takut/ tak peduli dengan yang namanya dosa. Naudzubilla min dzalik. Jangankan "berpakaian namun telanjang" bahkan banyak diantara saudari kita yang memang sengaja membuka aurat mereka dengan beberapa maksud tertentu semoga kita bukan bagian dari mereka. Bukannya aku ingin menyalahkan bagian dari kita, ini buat diriku sendiri. Dulu jelas kata-kata itu aku bagian darinya bahkan sampai detik inipun aku selalu berusaha menjadi wanita yang jauh lebih baik dari sebelumnya belum tentu aku bebas dari kata-kata itu. Ya Rabb...kumohon ampunilah diri yang hina dina ini.
Jika kita benar-benar memahami kalimat ini "berpakaian namun telanjang" dan benar-benar memahami apa yang akan kita dapatkan dihari kelak saat kita sudah tidak ada lagi di dunia ini,,,,astagfirullah...sungguh azab yang begitu besar. Ya Rabb...kumohon ampunilah dosa-dosa kami Ya Rabb,,,kami tidak bisa menjaga pemberianmu dengan baik, kami tidak bisa menghargai diri kami sendiri, kami dengan begitu bangga berjalan bahkan berlari menuju nerakaMu.Ya Rabb kumohon bukakanlah hati kami sadarkanlah kami Ya Rabb...sadarkanlah kami suatu saat Engkau akan menjemput kami dimana kecantikan, harta, kedudukan, status sosial semua tak akan menemani kami, hanyalah amal yang akan menemani kami. Ya Rabb...kumohon sadarkanlah diri ini bahwa semua ini hanyalah ujian dariMu, sadarkanlah kami Ya Rabb...sadarkanlah bahwa detik inipun Engkau dapat menjemput kami tanpa kami sempat melakukan apapun, kumohon sadarkanlah kami bukakanlah mata hati dan mata bathin kami untuk bertaubat sebelum waktu kami berakhir di dunia ini, sadarkanlah kami untuk bertaubat sebelum ajal menjemput kami.Amin. (semoga doa kita bersama diijabah olehNya.Amin)

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/17/2007   0 comments
Ada apa dengan Cantik?
Mengapa Allah tidak menciptakan seluruh wanita cantik sekali?
Bukankah ia mampu berbuat seperti itu? Benar.Hendaklah kita ingat bahwa ini adalah dunia, bukan akhirat yang serba sempurna. Ini adalah tempat seluruh manusiadan jin diuji, dan bukan tempat kita untuk bersenang-senang atau menikmati segala sesuatu.
Saudariku,
Banyak manusia merasa bangga memiliki wajah yang tampan atau cantik, bodi yang aduhai serta kuliat yang mulus.Dia merasa kehebatan-kehebatan itu adalah milik dirinya dan ia bangga di hadapan manusia.
Saudariku,
Apakah kita punya andil dalam menentukan jumlah mata kita? Letak hidung kita? Apakah manusia ikut andil dalam membentukwajah mereka? kita semua ge-er dengan tubuh kita, padahal setitikpun kita tidak punya andil didalamnya.
Renungkanlah Saudariku,
Bahwa hidung mancung dan wajahmu yang cantik itu sama sekali belum merupakan tanda bahwa Allah memuliakanmu.Demikian pula mereka yang tidak cantik. Itu bukan pertanda bahwa Allah menghinakan mereka. Semua itu adalah ujian dari Allah untuk menguji siapa diantara hambaNya yang paling baik dalam mensyukuri nikmatNya,serta paling takwa dan sabar dalam menjalani hidup di dunia ini.Karena itu ingatlah selalu bahwa semua itu semata-mata adalah milikNya, dan kita sedikitpun tidak memilikiapa-apa, kecuali sekedar titipan.
Wajah yang menarik tidaklah semata-mata merupakan nikmat akan tetapi juga penyulut api fitnah.
Renungkanlah saudariku,
Siapa dengan kecantikannya itu akan menjerumuskan dirinya atau orang lain ke dalam dosa maka kecantikannyaitu tiada lain adalah musibah (naudzubilla), dan siapa dengan kecantikannya itu meraih ridha Allah SWT maka kecantkannya ituadalah suatu nikmat yang besar (semoga kita bagian darinya.amin).

Cttn:Tulisan ini merupakan gabungan dari buku yg saya baca :
sebagai masukan buku ini menarik menurut penulis,dengan harga yang miring(Rp.12.500) begitu banyak ilmu yg Insya Allah bermanfaat khususnya buat muslimah.
Trilogi Cahaya Rumah Tangga
Inner Beauty Bidadari Surga o/ Yusuf Abdussalam.

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/17/2007   0 comments
terang tak pernah redup
Sabtu, 16 Juni 2007
Teruntuk: Ibu ku tersayang...

mata itu dengan penuh cinta memandangku
tangan itu dengan lembut membelaiku
dekapan itu dengan hangat mendamaikanku
nasehat itu dengan tenang menuntunku


mata itu begitu banyak air mata yang berderai untukku
tangan itu semakin hari semakin keriput merawatku
dekapan itu setia menemaniku dikala sedih dan dukaku
nasehat itu tak hentinya menemaniku melawan jahatnya dunia

ketika kumenatap mata itu
dengan memegang kedua tangan itu
dalam dekapan hangat
dengan nasehat yang tersimpan rapih

hanya doa yang dapat aku panjatkan
semoga suatu saat engkau bangga
memiliki buah hati sepertiku

semoga aku dapat menjadi buah hatimu
yang menyenangkan hatimu setiap saat
terima kasih atas segala kasih Ibu...
engkaulah terang yang tak akan pernah redup dalam hatiku

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/16/2007   0 comments
Lindungilah dia ya Rabb...
Teruntuk : seorang yang kuharap dan kunantikan

pandangan mata sangat jauh untuk bertemu
tetapi kedamaian hati menyertai seakan menyatu
tangan sangat jauh untuk hanya sekedar saling berjabat
tetapi doa tidak putus menyertai langkahnya

apapun yang dia cita-citakan
kumohon kabulkan ya Rabb...
apapun yang dia lakukan
permudahlah ya Rabb...

dimanapun dia kini
lindungilah dia ya Rabb...
bagaimanapun keadaannya kini
sehatkanlah jasmani dan rohaninya ya Rabb...

saat detikku mengingat dia
saat itu juga doa menyertainya
saat dia menguasai hati
teriring harapan besar untuknya

harapan untuk bersatu
bersama berjuang dalam fase hidup yang lain
bersama untuk saling membimbing
bersama untuk saling membahagiakan lahir dan bathin

niat suci ini sudah kami utarakan
harapan ini sudah kami bangun
ingin hidup bersama
bersama dalam naunganMu ya Rabb...

ya Rabb...harapan kami semoga
Engkau selalu memberkahi hubungan ini
hubungan ini mendapat ridho dan rahmat dariMu
semoga hubungan ini mendapat restuMu ya Rabb...amin.

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/16/2007   0 comments
mohon bimbingan
aku ingin berubah
aku betul-betul sangat tidak nyaman dengan diriku kini
aku serasa begitu bodohs
udah ku tau yang mana yang disalahkan
sudah ku tau yang mana yang dibenarkan
tapi tetap saja terkadang aku
membenarkan yang salah
menyalahkan yang benar
ada apa dengan diriku?
mengapa aku seperti ini?
terlihat begitu bodoh bukan?
aku mohon bimbingan
aku serasa tak begitu kuat menghadapi dunia kini
aku butuh kekasih hati Ya Rabb...
kekasih hati yang dapat membimbingku
membimbingku dan bersama2 berjuang
dalam suatu kisah indah bersama
menuju surga akhirat dan surga duniaMu
dialah kekasih hati dari Allah
bukan kekasih yang hanya sebatas kata
yang hanya dapat merusak iman
yang hanya dapat merusak diri
kumohon jauhkanlah diri dari mereka
dari mereka yang hanya ingin bersama
untuk bersama melakukan dosa
bukan dari mereka yang ingin bersama
untuk bersama menuju surga Ilahi.

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/16/2007   0 comments
kumenanti
Teruntuk: Masa depanku

Saat ini kujalani hidupku
Untukku bertahan akan bahagiaku
Kujalani hari-hariku kini
Dalam suatu penantian
Penantian yang entah kapan berakhirnya
Hatiku setia untuknya
Jiwaku selalu merindunya
Untuk menemaniku dalam kisahku
Kekasih hati jauh disana
Entah dialah orangnya
Yang selama ini aku rindukan
Entah, ini rahasiaMu Ya Rabb...
Kumenanti kekasih hati
Kekasih hati yang akan memberi bahagia
Kekasih hati yang akan membimbing diri
Kekasih hati yang selalu bersama dalam suka duka
Kumenanti kekasih hati yang telah
Engkau takdirkan untukku Ya Rabb...
Kekasih hati yang datang dariMu Ya Rabb...
Persatukanlah kami dalam cinta kasihMu.
___muthia___

Label:

posted by Muthia Annisa @ 6/16/2007   0 comments
Blog Owner

Name: Muthia Annisa
Home: Makassar, South Sulawesi, Indonesia
About Me: Makassar, 20 September 1986
See my complete profile
Previous Post
Archives
Links
Silahkan diisi buku tamunya...

Name :
Web URL :
Message :
Waktu Makassar

Yang berkunjung

Banner

BLOGGER

© 2005 Cerita Hati Muthia Blogspot Template by Isnaini Dot Com